Konsep Kepemimpinan, Strategi dan Implementasi Kepemimpinan Berbagi

Konsep Kepemimpinan, Strategi Kepemimpinan dan Implementasi Kepemimpinan Berbagi.



Konsep Kepemimpinan, Strategi Kepemimpinan dan Implementasi Kepemimpinan Berbagi. Kepemimpinan berbagi (shared leadership) adalah suatu upaya kooperatif  yang melibatkan seluruh anggota yang didasari oleh suatu komitmen bersama untuk bekerjasama dalam mengambil keputusan dengan struktur, prosedur, standar dan target waktu dalam membuat kebijakan sesuai kebiasaan yang efektif  yang didedikasikan untuk mencapai visi, visi dan tujuan organisasi.

Dalam implementasi SPMI kepemimpinan berbagi diperlukan dalam upaya mengembangkan manajemen terbuka,  memberdayakan potensi dan kreativitas TPMPS untuk pencapaian 8 standar nasional pendidikan.

Kepemimpinan berbagi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.   Suasana kooperatif untuk kemajuan sekolah
2.   Tugas dibagi kepada warga sekolah
3.   Kontribusi optimal tiap individu
4.   Komitmen bersama
5.   Mengembangkan dialog
6.   Tanggungjawab yang besar dari warga sekolah

Secara umum salah satu kunci utama penentu keberhasilan pelaksanaan SPMI bergantung kepada kepemimpinan kepala sekolah.  Kepemimpinan di sekolah dapat mencakup serangkaian kegiatan kepala sekolah dalam memimpin institusi sekolah dengan cara:
1.     Mempengaruhi, kepala sekolah mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi semua warga sekolah dan masyarakat sekitar untuk saling bekerja sama dan menjalin kemitraan dalam mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah.
2.     Menggerakkan, kepala sekolah dapat membangun teamwork yang kuat, mengelola tugas dan orang secara bertanggungjawab, dan melibatkan sejumlah pihak terkait dalam pelaksanaan visi, misi dan tujuan sekolah.
3.     Mengembangkan, kepala sekolah juga menyiapkan TPMPS untuk mencapai 8 standar nasional dan melaksanakan siklus SPMI secara berkelanjutan. Terkait dengan implementasi SPMI, kepala sekolah mendorong, memperbaiki,  memantau dan memastikan semua siklus SPMI  berjalan sesuai ketentuan.
4.     Memberdayakan sumber daya pendidikan (daya dukung sekolah/ madrasah) dalam pencapaian tujuan sekolah dan memberdayakan semua sumber daya sekolah untuk mendukung pencapaian delapan standar nasional pendidikan secara bertahap sehingga tercipta adanya budaya mutu di satuan pendidikan.

Agar kepala sekolah mampu mengembangkan kepemimpinan berbagi secara efektif, maka kepala sekolah perlu mengembangkan lingkaran kepemimpinan berbagi yang meliputi  :
1.   Care (peduli)
Seorang pemimpin diharapkan memiliki kepedulian yang berupa
a.   Peduli secara aktif dalam memajukan sekolah
b.   Cepat dan tepat tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi sekolah
c.   Memperhatikan kemajuan dan perkembangan sekolah
d.   Memberi saran, dorongan dan dukungan kepada pihak lain
e.   Memiliki empati  terhadap pihak lain
f.     Bersedia membantu pihak lain
2.   Share (berbagi)
a.  Berbagi visi, ide dan gagasan bagi kemajuan sekolah
b.  Berbagi cita-cita dan harapan tentang masa depan sekolah
c.  Berbagi beban dan permasalahan sekolah
d. Membuka diri  terhadap berbagai perubahan dan inovasi pendidikan yang berguna bagi kemajuan sekolah.
e.  Memberdayakan
3.   Fair (terbuka)
a.   Jujur dan terbuka dalam mengelola sekolah
b.   Mengakui dan menghargai pihak lain
c.   Mengakui kelemahan diri
d.   Menjunjung tinggi kebenaran berdasarkan data sekalipun tidak menyenangkan
e.   Tidak nepotisme dalam kebijakan sekolah
4.   Dare (berani)
a.   Berani  mengemukakan keadaan sekolah apa adanya
b.   Berani menuntut haknya secara proporsional bagi kemajuan sekolah
c.   Peduli terhadap umpan balik demi kemajuan bersama

Kepemimpinan berbagi diperlukan dalam kepemimpinan di sekolah agar setiap warga sekolah memiliki kontribusi, tanggung jawab, komitmen yang dilandasi sikap kooperatif dalam mencapai tujuan sekolah terkait implementasi SPMI dan pencapaian 8 SNP. Kemampuan kepala sekolah dalam mengembangkan sikap peduli (care), berbagi (share), terbuka (fair), berani (dare) dalam kepemimpinan mendukung iklim sekolah yang kondusif bagi kemajuan sekolah.

Strategi Kepemimpinan Berbagi Dalam Mendorong Perubahan. Seorang pemimpin harus mempersiapkan diri menjadi agen perubahan (a change agent) di sekolah, tentu saja perubahan yang berorientasi pada dua hal yaitu perubahan yang tidak direncanakan dan perubahan yang direncanakan. Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang terjadi karena hasil usaha khusus yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Sedangkan perubahan yang tidak direncanakan adalah perubahan yang terjadi secara random atau spontan tanpa adanya petunjuk atau bimbingan dari pemimpin.

Dalam organisasi sekolah, biasanya kepala sekolah sebagai pemimpin dituntut untuk dapat melakukan perubahan secara terencana. Menurut Schermerhorn, John R Ada tiga tahapan proses perubahan yang telah direncanakan, yaitu sebagai berikut:

Kepemimpinan berbagi yang diterapkan oleh kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan usaha-usaha sekolah dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Kepala Sekolah merupakan faktor penentu dalam upaya  meningkatkan mutu pendidikan dan faktor penggerak utama dalam memberdayakan seluruh sumber daya yang ada di sekolah. Kepala Sekolah tidak hanya dituntut mahir dalam mengelola administrasi, tetapi juga harus memiliki strategi menarik yang mendorong guru-gurunya mau secara ikhlas dan penuh percaya diri meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya, serta dalam implementasi SPMI seorang kepala sekolah dituntut untuk bisa menjadi suri tauladan dalam melakukan perubahan di sekolah.

Berikut ini adalah contoh strategi yang telah dilakukan oleh seorang Kepala Sekolah di Kota Serang tepatnya di SDN Banjarsari 5 Kecamatan Cipocok dalam mendorong perubahan dengan menerapkan kepemimpinan berbagi dengan memberdayakan TPMPS. 

1.   Komitmen Bersama
Tahapan awal yang dilakukan di SDN Banjarsari 5 adalah membangun komitmen untuk melaksanakan SPMI. Komitmen awal bermula dari kepala sekolah sebagai pimpinan yang menegaskan kesanggupan menerapkan SPMI disekolahnya. Langkah selanjutnya kepala sekolah membentuk TPMPS untuk bersama-sama berkomitmen dalam mewujudkan sekolah bermutu yang akan mencapai 8 standar nasional pendidikan.

2.   Supervisi Pembelajaran
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan administrasi pembelajaran guru, meliputi Prota, Prosem, Silabus, RPP, Bahan Ajar, Media, dan Instrumen Penilaian. Setelah itu  dilakukanlah   pengamatan proses pembelajaran di  kelas untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelamahan guru dalam mengajar.
Hasil temuan baik positif maupun negatif dibahas di dalam pertemuan/rapat dewan guru. Jika di dalam pertemuan/rapat tersebut masalah tidak dapat di atasi, kepala sekolah segera mengambil inisiatif untuk mencari bantuan pemecahan ke luar sekolah misalnya berkonsultasi dengan pengawas binaan sekolah.

3.   Curhat Non formal
Curhat non formal  adalah mencurahkan isi hati atau permasalahan personal maupun pembelajaran yang dilakukan secara non formal. Waktu dan tempat tidak terikat, bisa dilakukan pada jam-jam santai atau waktu luang, tempat bisa di sekolah maupun di luar sekolah. 

4.   Peningkatan disiplin
Dalam upaya penegakkan disiplin warga sekolah, kepala sekolah memulai perubahan dengan memberi contoh perilaku disiplin dengan datang awal sebelum guru-guru hadir, menutup dan menggembok pintu gerbang sekolah pada jam 7.00, sehingga bagi semua warga sekolah yang datang terlambat harus lapor. Selain itu guru-guru dibiasakan untuk menyambut peserta didik di depan pintu kelas sebelum pembelajaran di mulai.

5.   Menjadi contoh agen perubahan
Kepala sekolah selalu menjadi contoh dalam melakukan segala aktivitas perubahan, misalnya dengan terjun langsung menata taman sekolah sehingga guru-guru terpanggil untuk ikut berpartisipasi. Selain itu dalam menata tempat parkir sepeda siswa yang tidak beraturan   ditata secara apik dan rapih. Merelokasi ruangan yang tidak terpakai menjadi ruang serba guna untuk perpustakaan sekolah dan ruangan TPMPS.

6.   Kolaborasi tim
Kepala sekolah menggerakkan TPMPS dengan menunjuk personil yang memiliki komitmen tinggi untuk menjalankan tugas dan fungsinya secara kolaboratif  dan pembagian tugas yang jelas. TPMPS juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan SOP pembelajaran dan SOP penilaian, dan melaksanakan audit internal untuk memastikan ketercapaian kegiatan pemenuhan mutu.

7.  Menjalin kemitraan
 Perubahan yang dilakukan di sekolah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal, tetapi membutuhkan dukungan dari berbagai pihak eksternal, misalnya kerjasama dengan BPPOM dalam kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kandungan gizi pada jajanan peserta didik, kerjasama dengan POLDA Banten dalam kegiatan edukasi tentang bahaya narkoba, kerjasama dengan PUSKESMAS dalam kegiatan penyuluhan bahaya penyakit difteri, dan kerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) dengan membuat sumur resapan di sekolah.

8.  Pengembangan sumber daya
Kepala sekolah mempererat hubungan baik  dengan tenaga pendidik dan kependidikan melalui kegiatan makan bersama, piknik dengan anggota keluarga (anak dan istri/suami mereka). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan partisipasi sehingga semua warga sekolah merasa bertanggungjawab dan ikut memajukan sekolah.

9.   Pengembangan pendidikan karakter
 Sekolah mengagendakan kegiatan dalam satu minggu untuk pengembangan pendidikan karakter, misalnya; Senin- upacara bendera, Selasa-literasi membaca, Rabu-menyanyikan lagu nasional, Kamis - gotong-royong,  Jum’at-kultum, Sabtu- senam bersama dan setiap hari diadakan tadarusan setiap pulang sekolah.

Kepala sekolah sebagai agen perubahan harus mampu berkreasi, memberi motivasi dan bekerja dalam keseimbangan tim. Dalam kaitannya dengan implementasi SPMI, maka kepala sekolah harus mampu memberdayakan TPMPS untuk berperan serta dalam mendorong terciptanya budaya mutu sekolah. Sebagai upaya dalam mendorong perubahan yang berkesinambungan, kepala sekolah perlu memiliki strategi yang tepat dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada di sekolah. Strategi perubahan yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dikelompokkan ke dalam 4 kategori, yaitu; struktur, teknologi, penataan fisik, dan sumber daya manusia.

Implementasi Kepemimpinan Berbagi Dalam Mendorong Perubahan Yang Berkesinambungan. Dalam mengembangkan kepemimpinan berbagi Kepala Sekolah perlu memiliki kepedulian, kemampuan berbagi, sikap yang terbuka serta keberanian melakukan perubahan-perubahan bagi kemajuan sekolah. Dalam kepemimpinan berbagi terkandung kemampuan untuk  memberdayakan segenap potensi  bawahan, kepedulian terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi  sekolah, kesediaan untuk berbagi cita-cita dan harapan, keterbukaan  menerima kekurangan dan mengakui kelebihan orang lain serta keberanian  melakukan berbagai perubahan yang diperlukan. Tantangan yang dihadapi dalam konteks ini ialah tingginya pengaruh karakteristik Kepala Sekolah terhadap corak sekolah.

Makna kepemimpinan berbagi di sekolah dapat diwujudkan dengan adanya:
1.   Ditujukan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan sekolah
2.   Upaya kooperatif yang melibatkan seluruh warga sekolah
3.   Komitmen pada kebersamaan
4.   Kerjasama dalam pengambilan keputusan
5.   Struktur, standar, prosedur, dan target waktu dalam membuat kebijakan sekolah dengan kebiasaan efektif.

Ciri-ciri kepemimpinan berbagi di sekolah, diantaranya:
1.   Bersedia berbagi tugas dengan warga sekolah
2.   Mendorong kemauan untuk berbagi (kontribusi) dari setiap individu
3.   Mengembangkan dialog
4.   Menunjukkan rasa tanggung jawab yang sama setiap elemen demi kemajuan sekolah.




= Baca Juga =



Post a Comment

Previous Post Next Post


































Free site counter


































Free site counter