PMK Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virusdisease 2019

 

PMK atau PERMENKEU Nomor 149/PMK.03/2021 Tentang Perubahan Kedua Atas  PMK Nomor 9/PMK.03/2021 Tentang  Insentif  Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Covid-19

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan PMK atau PERMENKEU Nomor 149/PMK.03/2021 Tentang Perubahan Kedua Atas  PMK Nomor 9/PMK.03/2021 Tentang  Insentif  Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virusdisease 2019, dinyatakan bahwa beberapa ketentuan  dalam  Peraturan  Menteri  Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021 tentang  Insentlf  Pajak  untuk  Wajib Pajak  Terdampak Pandemi Corona  Virus  Disease 2019 (Berlta  Negara Republik Indonesia  Tahun 2021  Nomor 83) sebagaimana  telah  diubah  dengan  Peraturan  Menteri Keuangan  Nomor 82/PMK.03/2021 tentang Perubahan atas Peraturan  Mentert Keuangan  Nomor 9/PMK.03/2021 tentang  lnsentif  Pajak  untuk  Wajib  Pajak  Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Bertta Negara Republik Indonesia  Tahun 2021 Nomor 743) DIUBAH, antara lain:

 

1.  Ketentuan  Pasal  19B  diubah,  sehingga  berbunyi sebagai  berikut:

Pasal  19B

(1)  Pemberi  Kerja  dan/atau  Wajib  Pajak  dapat memanfaatkan  insentif  PPh Pasal  21  ditanggung Pemerintah sebagaimana  dimaksud dalam  Pasal 2 ayat (2)  dan/ atau insentif  pengurangan  besarnya angsuran PPh Pasal  25  sebagaimana  dimaksud dalam  Pasal  12 ayat (1) sejak  Masa Pajak Juli  2021 dengan  menyampaikan  pemberitahuan pemanfaatan  insentif  PPh Pasal  21  ditanggung Pemerintah  dan/ atau  pengurangan  besarnya angsuran PPh Pasal  25 sampai dengan tanggal  15 Agustus  2021.

(2)  Wajib  Pajak  dengan  kode  ldasifikasi  lapangan usaha  yang ditambahkan  berdasarkan  Peraturan Menteri  ini,  dapat  memanfaatkan  insentif pembebasan  dari pemungutan  PPh Pasal 22 Impor dengan  menyampaikan  permohonan  Surat Keterangan  Bebas  Pemungutan  PPh Pasal  22 Impor  sebagaimana  dimaksud dalam  Pasal  10 ayat (5).

(3)  Wajib  Pajak  dengan  kode  klasiflkasi  lapangan usaha  yang ditambahkan  berdasarkan  Peraturan Menteri  ini,  dapat  memanfaatkan  insentif pengurangan  besarnya angsuran  PPh Pasal  25 sejak  Masa  Pajak  Oktober  2021  dengan menyampaikan  pemberitahuan  pemanfaatan pengurangan  besarnya angsuran  PPh Pasal  25 sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  12  ayat (3) sampai dengan tanggal  15 November 2021.

(4)  Pemberi  Kerja,  Wajib  Pajak,  dan/atau Pemotong Pajak  yang telah  menyampaikan  laporan  realisasi dan/ atau  laporan  realisasi  pembetulan pemanfaatan  insentif:

a.  PPh  Pasal  21  ditanggung  Pemerintah sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  2  ayat (2);

b.  PPh  final  ditanggung  Pemerintah sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  5  ayat (3);  dan/atau

c.  PPh  final  ditanggung  Pemerintah sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  7  ayat (3), dapat  menyampaikan  pembetulan  laporan realisasi  Masa Pajak  Januari  2021 sampai dengan Masa Pajak  Juni 2021  paling lambat  tanggal  30 November  2021.

 

2.  Di antara  Pasal  19B dan  Pasal  20 disisipkan  1  (satu) pasal,  yakni  Pasal  19C  sehingga  berbunyi  sebagai berikut:

(1)  Surat  Pemberitahuan  Masa  PPN  yang  dapat diberikan  insentif  pengembalian  pendahuluan kelebihan  pembayaran  PPN  bagi  Wajib  Pajak dengan  kode  klasiflkasi  lapangan  usaha  yang ditambahkan  berdasarkan  Peraturan  Menteri ini, meliputi  Surat  Pemberitahuan  Masa PPN beserta pembetulan  Surat  Pemberitahuan  Masa  PPN untuk  Masa Pajak  Oktober  2021  sampai  dengan Masa  Pajak  Desember  2021  dan  disampaikan paling lambat tanggal  31 Januari  2022.

(2)  Surat  Pemberitahuan  Masa  PPN  yang  dapat diberikan  insentif  pengembalian  pendahuluan kelebihan  pembayaran  PPN,  meliputi  Surat Pemberitahuan  Masa  PPN  beserta  pembetulan Surat  Pemberitahuan  Masa  PPN,  dengan ketentuan:

a.  untuk  Masa  Pajak  Januari  2021  sampai dengan Masa Pajak  Juni 2021  bagi PKP yang mendapatkan insentif  berdasarkan  Peraturan Menteri  Keuangan  Nomor 9/PMK.03/2021 tentang  Insentif  Pajak  untuk  Wajib  Pajak Terdampak Pandemi Corona  Virus  Disease 2019,  disampaikan  paling lambat tanggal  31 Juli  2021;  dan

b.  untuk  Masa Pajak  Juli  2021  sampai  dengan Masa Pajak  Desember  2021  bagi PKP yang mendapatkan insentif  berdasarkan  Peraturan Menteri  Keuangan  Nomor 82/PMK.03/2021 tentang  Perubahan  atas Peraturan  Menteri Keuangan  Nomor 9/PMK.03/2021  tentang Insentif  Pajak  untuk  Wajib  Pajak  Terdampak Pandemi  Corona  Virus  Disease  2019, disampaikan  paling  lambat  tanggal  31 Januari  2022.

(3) Lampiran Kode Klasifikasi Lapangan Usaha  Wajib Pajak yang  Mendapatkan  Insentif  Pembebasan  Pajak Penghasilan  Pasal  22 Impor, Lampiran Kode Klasifikasi Lapangan  Usaha  Wajib  Pajak  yang  Mendapatkan Insentif  Pengurangan  Besarnya  Angsuran  Pajak Penghasilan  Pasal  25,  dan  Lampiran  Kode  Klasifikasi Lapangan  Usaha  Wajib  Pajak  yang  Mendapatkan Insentif  Pengembalian  Pendahuluan  Kelebihan Pembayaran  Pajak  Pertambahan  Nilai  Peraturan Menteri  Keuangan  Nomor 82/PMK.03/2021  tentang Perubahan  atas Peraturan  Menteri  Keuangan  Nomor 9/PMK.03/2021  tentang  Insentif  Pajak  untuk  Wajib Pajak  Terdampak Pandemi Corona  Virus Disease 2019 diubah  sehingga  menjadi  sebagaimana  tercantum dalam  Lampiran  yang  merupakan  bagian  tidak terpisahkan  dari Peraturan Menteri ini.

 

Selengkapnya silahkan baca PMK atau PERMENKEU Nomor 149-PMK.03-2021 Tentang Perubahan Kedua Atas  PMK Nomor 9-PMK.03-2021 Tentang  Insentif  Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Covid-19 melalui salinan yang terdapat di bawah ini

 



Demikian informasi tentang PMK atau PERMENKEU Nomor 149-PMK.03-2021 Tentang Perubahan Kedua Atas  PMK Nomor 9-PMK.03-2021 Tentang  Insentif  Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Covid-19.Semoga ada manfaatnya, terima kasih.



= Baca Juga =



Post a Comment

Previous Post Next Post


































Free site counter


































Free site counter