Pengertian dan Klasifikasi Tumbuhan Lumut
a. Pengertian Tumbuhan
Merurut kamus biologi tumbuhan adalah makhluk hidup yang secara umum dibedakan dari hewan karena kemampuannya membentuk jaringan embrional selama hidupnya, tidak mempunyai alat gerak, mampu melakukan foto sintesis, lambat dalam bereaksi terhadap rangsangan; dinding selnya mengandung selulosa, perkembangannya bergantian secara aseksual dan seksual (Depdikbud, 1990:196).
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang terdiri atas akar, batang, daun, buah, dan biji (Imam S. Hododimoejo, 2005:13).
Tumbuhan dapat dibedakan atas tumbuhan tak berpembuluh angkut dan tumbuhan berpembuluh angkut. Pembuluh angkut adalah jaringan yang berfungsi mengalirkan makanan dari akar ke daun atau dari daun keseluruh bagian tumbuhan. Tumbuhan yang tergolong tumbuhan tak pembuluh angkut adalah devisi lumut (Bryophyta), lumut memilki akar yang semu berfungsi untuk menempelkan tubuhnya kepada media. Sedangkan tumbuhan yang ergolong tumbuhan berpembuluh angkut adalah devisi Tracheophyta.
Tumbuhan berpembuluh angkut merupakan tumbuhan yang memiliki jaringan pengangkut khusus. Jaringan pengangkut itu berbentuk pembuluh (pipa). Berdasarkan fungsinya, jaringan pengangkut dibedakan menjadi dua, yaitu pembuluh kayu (xylem) dan pembuluh tapis (Floem). Xylem adalah jaringan pembuluh yang berfungsi mengangkut air dan mineral dai akar ke daun. Sedangkan Floem adalah jaringan yang berfungsi mengangkut bahan makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan yang memerlukannya. Tumbuhan pembuluh angkut memiliki daun, batang dan akar sejati. Adanya jaringan pembuluh angkut menjadikannya ciri khas tumbuhan darat.
Devisi ini dibedakan menjadi subdevisi Pteridophyta (tumbuhan paku) dan Spermatophyta (tumbuhan berbiji). Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi tumbuhan biji terbuka (Gymnaospermae)dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) (Istamar Syamsuri,2004:84).
Dari uraian di atas, penulis mencoba mendifinisikan arti dari tumbuhan, tumbuhan merupakan bagian dari makhluk yang memiliki akar, batang, dan daun, serta secara garis besar dapat dibedakan atas tumbuhan berpembuluh angkut dan tumbuhan tak berpembuluh angkut.
b. Pengertian Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta dan secara bahasa berasal dari kata “bryum” yang artinya lumut (Soenarto Adisoemarto,www.UNY.ec.id).
Tumbuhan Lumut (Istamar Syamsuri,2004:85) adalah tumbuhan yang tidak memiliki jaringan pengangkut khusus untuk mengalirkan air, mineral, dan kandungan makanan ke jaringan lain.
Menurut Saktiyono (1988:128) tumbuhan lumut merupakan tumbuhan darat sejati, tetapi umumnya masih menyukai tempat-tempat yang lembab.
Sumua tumbuhan yang tingkat perkembangannya lebih tinggi daripada Thallophyta pada umumnya mempunyai warna yang benar-benar hijau, karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang mengandung klorofil-a dan b. kebanyakan hidup di darat dan sel-selnya telah mempunayai diding yang terdiri atas selulosa, disebut tumbuhan lumut (Gembong Tjitrosoepomo, 2001:179).
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memliki akar dan daun sejati (www.ensikklopedia.com). Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harfiah: serupa akar). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut yang lain dan tumbuhan yang lainnya.
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang hidup dan telah menyesuaikan diri dengan lingkungan darat khususnya di tempat-tempat yang lembab dan basah. Lumut dapat hidup mulai di daratan rendah hingga di daratan yang tinggi, dan dari daerah tropis hinggga daerah padang tundra di kutub. Hanya beberapa jenis lumut saja yang dapat hidup di air.
Diperkirakan ada 25.000 sepesies tumbuhan lumut yang terdapat diberbagai lingkungan. Tumbuhan yang termasuk devisi ini belum memilki jaringan penunjang dan jaringan pengangkut, sistem pengangkut zat-zat di dalam tubuhnya berlangsung secara difusi dari sel ke sel yang tersusun secara jala.
c. Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Devisi tumbuhan Lumut (Bryophyta) dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu lumut daun (bryophyta), lumut hati (hepaticophyta), dan lumut tanduk (anthocerotophyta)
1. Lumut Hati
Klasifikasi lumut hati
Kingdom : Plantae
Division : Hepaticophyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp
Tubuh lumut hati tersusun atas struktur tubuh yang berbentuk hati pipih yang disebut talus yang tidak terdiferensiasi menjadi akar, batang, maupun daun. Tumbuhan lumut mempunyai tubuh yang terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati.
Gametangium pada lumut hati umumnya terdapat pada struktur batang yang disebut arkegoniofor (tempat penghasil arkegonium) dan anteridiofor (tempat penghasil anteridium). Lumut hati juga bisa melakukan perkembangbiakan aseksual dengan sel yang disebut gemma. Gemma merupakan struktur seperti mangkok yang terdapat di permukaan gametofit. Contoh spesies lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan Porella.
Ciri-ciri struktur Lumut Hati
Hepatophyta disebut juga lumut hati. Menurut Campbell (1998: 550), Lumut hatimeliputi sekitar 8.000 jenis yang kebanyakan hidup di tempat lembab seperti pada batang pohon, tanah, atau batu cadas. Lumut hati membentuk massa berupa lembaran dengan tepi yang terbelah-belah (disebut talus) yang berbentuk seperti hati. Pada beberapa jenis, talus ini membentuk daun sehingga lumut hati dapat dibedakan menjadi lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun (sering disebut lumut sisik). Contoh lumut hati bertalus yaitu Marchantia polymorpha, M. berteroana, Ricciocarpus natans, R. frostii. Lumut hati berdaun misalnya Porella.
Hutan tropis merupakan tempat hidup lumut hati dengan keanekaragaman yang paling besar. Gametofitnya merupakan lembaran “daun” tipis yang menempel pada substratnya dengan rizoid yang halus. Lembaran “daun” dibagi menjadi beberapa lobus, bentuknya seperti hati hewan, epidermisnya mengandung klorofil. Pada permukaan gametofit terdapat badan seperti mangkuk yang berisi kuncup (gemma) yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan aseksual. Kuncup yang terlepas dan jatuh di tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi individu baru. Seperti Bryophyta, pada lumut hati fase yang menonjol adalah fase gametofitnya. Pada fase ini, gametofitnya terkadang memiliki kutikula. Spora dari lumut hati ini memiliki dinding tebal yang menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Siklus hidup lumut hati hampir mirip dengan lumut daun, yaitu fase gametofitnya lebih dominan. Gambar Lembaran “daun” (gametofit dengan mangkuk berisi gemma, anteridium, dan arkegonium.
Ciri-ciri struktur Lumut Hati
Perkembangbiakan seksual terjadi melalui pembentukan arkegonium dan anteridium, biasanya tumbuh pada gametofit yang berbeda. Tangkai arkegonium disebut arkegoniofor, sedangkan tangkai anteridium disebut anteridiofor. Lekukan pada payung pembawa anteridium lebih dangkal dibanding dengan payung arkegonium.
Pada tiap lekukan terdapat satu arkegonium, yang tumbuh ke arah bawah. Setelah terjadi pembuahan terbentuk zigot, sementara arkegoniofor terus memanjang. Zigot tumbuh menjadi sporofit dan terbentuk “kapsul” tempat tumbuhnya spora yang haploid. Spora yang jatuh pada tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi benang yang tidak tentu bentuknya dan berfungsi sebagai sel pemula pembentukan gametofit.
Macam dan Morfologi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Morfologi dan Anatomi Lumut Kelas Hepaticopsida, Gametofit dari kelas ini masih sangat sederhana dan berdasar bentuk tubuhnya, lumut kelas ini dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :
Tipe frondose / lumut hati bertalus (thalloid liverwort), merupakan golongan yang talusnya berupa lembaran.
Tipe foliose / lumut hati berdaun (leafy liverworts), merupakan golongan yang talusnya menyerupai batang dengan daun – daun.
Lumut hati bertalus (Frondose)
Lumut hati bertalus
Golongan ini meliputi tubuh bagian dorsal (punggung) dan ventral (perut).
a) Pada sisi dorsal :
· Pada jenis tertentu terdapat alur di tengah di mana pada bagian ujungnya terdapat penonjolan yang berfungsi sebagai gametangiofor (pendukung gametangium).
· Terdapat sel – sel asimilasi yang membatasi ruang – ruang udara.
· Terdapat lapisan epidermis yang merupakan lapisan yang berbatasan dengan udara luar.
· Terdapat porus yang menghubungkan ruang udara dengan udara luar.
b) Pada sisi ventral :
· Ada yang namanya rusuk tengah yang merupakan penebalan dari talus.
· Terdapat risoid dengan karakteristik unisel, tidak ada cabang, tekstur halus, serta licin dan berjendol.
· Terdapat sisik dengan hanya 1 lapis sel meskipun ini bersifat multisel.
· Terdapat jaringan parenkim tak berwarna sebagai sel penimbun cadangan makanan.
Tipe penampang melintang talus :
1) Tipe Marchantia
Pada tipe ini daerah ventral melebar hingga ke tepi kanan kiri talus. Daerah rusuk tengah merupakan bagian yang paling tebal dan semakin ke tepi semakin berkurang penebalannya. Daerah dorsal terdiri atas 1 lapis ruang udara yang di batasi oleh 1 lapis sel asimilasi di mana pada dasar ruang udara tersebut terdapat benang – benang asimilasi yang berfungsi untuk membantu dalam proses pengikatan CO2. Contoh pada Marchantia sp. dan Targonia hipophyla.
2) Tipe Plagiochasma
Daerah ventral sedikit melebar tetapi tidak sampai ke tepi talus. Daerah dorsal terdiri dari beberapa lapis ruang udara yang kosong. Lapisan atas dan tengah pada lapisan udara berukuran lebih kecil dibandingkan dengan lapisan di bawahnya. Contoh pada Plagiocasma appendiculatum, P. articulatum, dan masih terdapat contoh yang lain.
3) Tipe Stepensoniella
Daerah ventral khususnya pada rusuk tengah, tebal. Daerah dorsal terdiri dari 1 lapis ruang udara yang besar dan kosong. Contoh pada Stepensoniella brevipedunculata, Sauchia spongiosa, dan masih banyak lagi.
Lumut hati berdaun (Foliose)
Golongan ini meliputi morfologi “daun” dan “batang”
1) Pada “daun” :
· Bersifat dorsiventral (dapat dibedakan antara sisi dorsal dan sisi ventral) dengan karakteristik tubuh yang lunak.
· Terdapat 2 – 3 baris daun
· Di tepi talus terdapat yang namanya daun lateral yang dibagi menjadi : daun tunggal dan daun bilobus. Daun bilobus dibagi lagi menjadi 2, yaitu lobus postical (atas) dan lobus antical (bawah).
· Daun ke 3 pada garus tengah di sisi ventral dinamai dengan amfigastrium yang bercirikan ukuran lebih kecil dari daun lateral.
· Daun umumnya terdiri atas 1 lapis sel.
· Terdapat kloroplas.
· Terdapat trigome (penebalan berbentuk segitiga pada sudut – sudut sel).
2) Pada “batang” yang telah maju terdapat 3 macam jaringan :
· Epidermis, yaitu sel – selnya berdinding tebal dengan lapisan kutikula
· Korteks, sel – selnya berdinding tebal namun berukuran kecil. Sifat jaringan korteks parenkimatis, berfungsi untuk fotosintesis, respirasi, dan juga sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan.
· Medula, dindingnya tipis akan tetapi lebar
· Terkadang pada beberapa suku tidak dijumpai adanya epidermis, namun korteks terdiri dari sel – sel hyalin berdinding tipis dan berukuran relatif besar yang dinamakan dengan hyaloderm. Jadi hyaloderm merupakan jaringan korteks yang terdiri dari sel – sel hyalin berdinding tipis dan berukuran relatif besar.
2. Lumut Daun
Klasifikasi lumut Daun
Kingdom : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida sp
Lumut daun adalah jenis tumbuhan lumut yang sering dijumpai di daerah yang lembab. Pada umumnya, satu individu lumut daun menghasilkan jenis gamet yang berbeda sehingga dapat dibedakan mana individu jantan, mana individu betina. Akan tetapi ada juga tumbuhan lumut yang menghasilkan gamet jantan anteridium) dan gamet betina (arkegonium) dalam satu individu.
Pada fase sporofit, tumbuhan lumut akan menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakannya. Jika spora lumut sampai di lingkungan yang sesuai, spora lumut akan tumbuh menjadi protonema. Protonema inilah yang akhirnya tumbuh menjadi tumbuhan lumut baru. Contoh spesies tumbuhan lumut daun adalah Polytrichum juniperinum, Pogonatum cirratum, dan Aerobryopsis longissima.
Ciri-ciri struktur Lumut Daun
Anggota yang tidak asing lagi dari divisio ini adalah Bryophyta atau lumut daun. Bryophyta memiliki jumlah kurang lebih 10.000 spesies jenis lumut daun yang dibagi menjadi tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales, dan Andreales. Lumut daun lebih mudah dikenali karena sering dijumpai di tempat yang agak terbuka. Pada divisio Bryophyta, kita belum dapat membedakan membedakan antara daun, batang, dan akarnya. Akan tetapi, Bryophyta telah memiliki klorofil untuk proses fotosintesisnya sehingga digolongkan ke dalam Regnum Plantae. Lumut daun (moss) merupakan tumbuhan lumut yang paling terkenal.
Hamparan lumut daun terdiri atas kelompok lumut yang padat, yang saling menyokong satu sama lain. Setiap tumbuhan yang tergabung dalam hamparan tersebut melekat pada substrat dengan sel memanjang atau filamen seluler yang disebut rizoid. Rhizoid membawa air dan nutrisi ke seluruh jaringan. Akan tetapi, rhizoid tidak memiliki pembuluh untuk mendistribusikan air dan nutrisi tersebut. Oleh karena itu, lumut dimasukkan ke dalam jenis tumbuhan tak berpembuluh. Difusi air dan nutrisi pada lumut terjadi secara lambat melalui jaringan di tubuh lumut yang saling berhubungan.
Oleh karena itu, ukuran tubuh mereka terbatas, hanya kurang dari 2 cm tingginya. Gametofitnya tumbuh tegak di permukaan tanah, memiliki bagian-bagian yang menyerupai “akar”, “batang”, dan “daun” yang sesungguhnya tidak sama dengan struktur yang sama pada tumbuhan vaskuler. Gametofit merupakan generasi dominan, tempat terjadinya fotosintesis. Sporofit tumbuh membentuk suatu batang panjang yang muncul dari arkegonium. Pada ujung batang terdapat sporangium, yaitu kapsul tempat terjadinya pembelahan meiosis dan spora haploid berkembang. Gambar sporofit yang memiliki sporangium berbentuk kapsul dengan tutupnya disebut kaliptra. Jika kadar air rendah, kaliptra terlepas, gigi peristom terbuka, dan spora keluar.
Ciri-ciri struktur Lumut Daun
Salah satu contoh lumut daun adalah lumut gambut atau sphagnum, terhampar menutupi permukaan daratan bumi seperti karpet. Hamparan lumut gambut sangat tebal, terdiri atas tumbuhan hidup dan mati di tanah basah, mengikat banyak sekali karbon organik. Sebagai tempat penyimpanan karbon, rawa gambut tersebut berperan penting dalam menstabilkan konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Sphagnum tumbuh di daerah tundra, merupakan makanan rusa kutub. Lumut daun dapat dimanfaatkan sebagai media tanaman (pengganti ijuk).
Habitat lumut daun
Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air. Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun mempunyai struktur yang bermacam-macam.
Di daerah kering, badan lumut ini dapat berbentuk seperti bantalan, sedangkan yang hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti lapisan permadani. Lumut di daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer.
Lumut ini hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru banyak melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar. Lumut daun merupakan tumbuhan yang berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral.
3. Lumut Tanduk (Anthocerotophyta)
Lumut tanduk mempunyai gametofit yang mirip dengan gametofit pada lumut hati, perbedaan antara keduanya hanya terdapat pada sporofitnya. Sporofit pada lumut tanduk mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Ciri unik dari lumut tanduk adalah sporofit akan terus tumbuh selama masa hidup gametofit. Contoh dari lumut tanduk adalah Anthoceros natans.
Ciri-ciri struktur Tanduk
Divisi Anthocerophyta memiliki struktur tubuh mirip tanduk sehingga dinamakan lumut tanduk. Anthocerophyta hanya memiliki satu kloroplas di dalam tiap selnya. Oleh karena itu, Anthocerophyta dianggap sebagai lumut primitif. Lumut ini memiliki struktur tubuh seperti lumut hati, perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit pada lumut tanduk bentuknya seperti kapsul memanjang yang tumbuh menyerupai tanduk.
Di antara semua lumut, lumut tanduk adalah yang paling dekat hubungan kekerabatannya dengan tumbuhan vaskuler. Bentuk tubuhnya mirip lumut hati, tetapi sporofitnya membentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Sampai saat ini ketiga divisi lumut itu masih bertahan sebagai tumbuhan darat. Adanya hamparan lumut pada permukaan tanah dapat mencegah erosi. Selain itu, rizoid lumut dapat menembus permukaan batuan. Proses ini secara bertahap membentuk tanah baru. Oleh karena itu, tumbuhan lumut disebut sebagai tumbuhan pionir.
c. Peranan Tumbuhan Lumut (Bryophyta) Bagi Manusia
Beberapa spesies tumbuhan lumut mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, diantaranya:
1. Spesies lumut Marchantia polymorpha , biasa dimanfaatkan sebagai obat hepatitis.
2. Jenis-jenis lumut gambut yang termasuk dalam genus Sphagnum biasa digunakan sebagai pengganti kapas. Sphagnum juga berfungsi untuk membantu penyerapan air dan menjaga kelembaban tanah.
3. Cephalozoella massalongoi, spesies lumut ini biasa tumbuh di tanah atau batuan yang mengandung tembaga sehingga dapat digunakan sebagai indikator keberadaan tembaga.
4. Asplenium nidus, biasa digunakan sebagai tanaman hias.
d. Peran Tumbuhan Lumut Dalam Ekosistem
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutanLumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya.
Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa. Seperti itu, lumut semi-aquatic melebihi cakupan panjangnya normal di lumut terestrial. Di mana saja mereka terjadi, lumut memerlukan kelembaban untuk survive. Oleh karena tipis dan ukuran jaringan yang kecil, ketiadaan kulit jangat (mencakup dari lilin untuk mencegah kekurangan air), dan kebutuhan akan air cairan untuk menyudahi fertilisasi.
Beberapa lumut dapat survive dengan kekeringan, kembali hidup di dalam beberapa jam hidrasi.Di garis lintang utara, sisi batu karang dan pohon yang utara akan biasanya mempunyai lebih banyak lumut dibanding seberang. Ini diasumsikan untuk menjadi sisi pohon yang yang sun-facing. Di hutan dalam di mana cahaya matahari tidak menembus, lumut tumbuh subur sama pada saat pada batang pohon.
e. Manfaat Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar. Penggunaan lumut tetap utuh terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah. Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.
Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai medium pertumbuhan. Praktek tanah Pada Perang dunia II, Sphagnum digunakan sebagai PPPK yang dipakaian pada luka prajurit, lumut ini adalah sangat menyerap dan mempunyai kekayaan antibacterial. Beberapa awal orang-orang menggunakannya sebagai diaper dalam kaitan dengan absorbency.
Di United Kingdom, Fontinalis antipyretica biasa digunakan untuk memadamkan api seperti ditemukan di sejumlah substansiil di sungai yang slow-moving dan lumut menahan volume air yang besar membantu memadamkan nyala api tersebut. Di Finlandia, Peat mosses sebagai bahan bakar lumut telah digunakan untuk membuat roti selama kelaparan. Di Mexico, lumut digunakan pada Dekorasi Natal
Tags:
Serba-serbi