Pengertian dan Ciri-ciri anak saleh

Pengertian dan Ciri-ciri anak saleh

Pengertian dan Ciri-ciri anak saleh

1.    Pengertian dan batasan Anak
a.      Pengertian anak
Sebelum berbicara lebih lanjut tentang anak saleh terlebih dahulu dijelaskan tentang pengertian anak dan batasan-batasan ukuran yang disebut anak agar tidak terjadi kekaburan makna. Anak adalah seorang dalam masa perkembangan dan akhirnya masa bayi hingga pubertas.
 Pada usia 6-7 tahun, biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar atau MI (Madrasah Ibtida’iyah) pada masa keserasaian bersekolah ini secara relatif, anak-anak lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini diperinci menjadi 2 tahap yaitu:
1)     Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6,0 atau 7,0 tahun sampai umur 9,0 atau 10 tahun.
2)     Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau 10,0 tahun sampai 12,0 sampai 13,0 tahun.


b.      Batasan anak
Adapun batasan usia anak berdasarkan fase perkembangan individu yaitu antara 14 tahun hal ini didasarkan pada pendapat Aristoteles yang menggambarkan perkembangan individu, sejak anak sampai dewasa. Aristoteles menggambarkan tahapan anak menjadi 3 bagian yaitu:
1)     Tahap I: Dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain).
2)     Tahap II: Dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah).
3)     Tahap III: Dari 14 sampai 21,0  tahun (masa remaja, pubertas, masa peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa). Penahapan ini didasarkan pada gejala dalam perkembangan fisik (jasmani).                  

2.    Anak Saleh
a.   Pengertian anak saleh
Menurut bahasa, kata saleh berasal dari kata  shalikhun yang berarti baik. Dengan demikian, maka anak saleh berarti anak yang baik.
Namun pengertian ini sifatnya masih terlalu umum dan sangat subyektif. Oleh karena itu, pengertian ini perlu ditegaskan dengan mengacu pada pengertian yang diisyaratkan oleh Allah SWT dalam Q.S. Ali Imran: 112 yang artinya: “Mereka senantiasa diliputi kehinaan di manapun mereka berada, kecuali jika mereka berhubungan baik dengan Allah dan berhubungan baik pula dengan sesama manusia ….”
Berdasarkan penjelasan ayat ini, maka pengertian anak saleh dapat diartikan sebagai anak yang berhubungan baik dengan Allah SWT dan berhubungan baik pula dengan sesama manusia. Berhubungan baik dengan Allah SWT berarti mengabdikan diri kepada-Nya seraya menaati segala perintahnya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sedangkan hubungan baik dengan sesama manusia, berarti bergaul dengan sesama manusia dengan berakhlak karimah, tremasuk berbakti kepada orang tuanya.
Jadi dapat dikatakan bahwa anak saleh itu adalah anak yang dari dua segi kehidupannya baik keagamaan dan kemasyakaratan, memiliki keseimbangan. Anak saleh dikemudian hari, diharapkan menjadi orang saleh yaitu orang yang menegakkan atau memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak hamba.
Mereka juga suka berkata tentang kebaikan dan melakukan apa yang ia katakan. Ia senantiasa berusaha mengajak orang lain berbuat kebaikan sebagaimana yang ia katakan.

b.   Ciri-ciri anak saleh
Adapun ciri-ciri anak saleh secara umum diketahui atau tergambar dalam pengertian anak saleh yaitu anak yang berhubungan baik dengan Allah SWT dan berhubungan baik pula dengan sesama manusia, artinya di dalam diri anak saleh harus ditanamkan nilai-nilai keagamaan dan juga nilai-nilai akhlak yang harus menjadi cirri khas anak saleh.
1)   Ciri-ciri anak saleh dari segi keagamaan
Adapun ciri-ciri anak saleh yang bersifat nilai-nilai keagamaan, yang dapat mengantarkan anak menjadi berhubungan baik dengan Allah SWT adalah :
a)       Iman
Anak saleh harus beriman, iman yaitu sikap batin yang penuh kepercayaan kepada Tuhan jadi tidak cukup hanya “percaya” kepada adanya Tuhan melainkan harus meningkat menjadi sikap “mempercayai” (Inggris; Trust) Tuhan dan “menaruh kepercayaan kepada-Nya.  
b)       Islam
Sebagai kelanjutan adanya “Islam” dengan menyakini bahwa apapun yang datang dari Tuhan tentu mengandung hikmah kebaikan yang kita (yang dhaif ini) tidak mungkin mengetahui seluruh wujudnya sikap taat (Arab “din”) tidak Abash (dan tidak diterima oleh Tuhan) kecuali jika berupa sikap pasrah (Islam) kepada-Nya.
c)       Ihsan
Ihsan yaitu kesadaran yang sedalam-dalamnya bahwa Allah senantiasa hadir atau berada bersama dimanapun kita berada. Bertalian dengan ini, karena menginsafi bahwa Allah selalu mengawasi kita, maka kita harus berbuat, berlaku dan bertindak menjalankan sesuatu yang sebaik mungkin dan penuh rasa tanggung jawab, tidak setengah-setengah dan tidak dengan sikap sekedarnya saja.
d)       Taqwa
Taqwa yaitu sikap yang sadar penuh bahwa Allah SWT selalu mengawasi kita, kemudian kita berusaha berbuat hanya sesuai yang diridhai Allah, dengan menjauhi atau menjaga diri dari sesuatu yang tidak diridlaiNya. Takwa ini yang mendasari budi pekerti atau al akhlaq al karimah.
e)       Ikhlas
Ikhlas yaitu sikap murni dalam tingkah laku dan perbuatan semata-mata demi memperoleh ridla atau perkenaan Allah, dan bebas dari pamrih lahir dan batin, tertutup maupun terbuka. Dengan sikap yang ikhlas orang akan mampu mencapai tingkat tertinggi nilai karsa batinnya dan karya lahirnya, baik pribadi maupun sosial. 
f)        Tawakkal
Tawakkal yaitu sikap senantiasa bersandar kepada Allah, dengan penuh harapan kepada-Nya dan keyakinan bahwa Dia akan menolong kita dalam mencari dan menemukan jalan yang terbaik karena kita “mempercayai” atau “menaruh kepercayaan” kepada Allah, maka tawakal adalah suatu kemestian. 
g)       Syukur
Syukur yaitu sikap penuh terimakasih dan penghargaan dalam hal segala hikmat dan karunia yang tidak terbilang banyaknya, yang dianugrahkan Allah kepada kita. Sikap bersyukur sebenarnya sikap optimis  kepada hidup ini dan pandangan yang senantiasa berpengharapan kepada Allah. Karena itu sikap bersyukur kepada Allah adalah sesungguhnya sikap bersyukur kepada diri sendiri, karena manfaat besar kejiwaan yang akan kembali kepada yang bersangkutan.
h)       Sabar
Sabar yaitu sikap tabah menghadapi segala kepahitan hidup, besar dan kecil, lahir dan batin, fisiologis maupun psikologis, karena keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa kita semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya, jadi sabar adalah sikap batin yang timbul karena kesadaran akan asal dan tujuan hidup.
Tentu masih banyak lagi nilai-nilai keagamaan pribadi yang diajarkan dalam Islam namun kiranya dari sedikit yang tersebut diatas itu akan cukup mewakili nilai-nilai keagamaan mendasar yang perlu dimiliki anak saleh. Orang tua dan pendidikan diharapkan dapat mengembangkan pandangan tersebut, sesuai dengan perkembangan anak.

2)   Ciri-ciri anak saleh dari segi akhlak
a)       Silaturrahmi Silaturrahmi yaitu pertalian rasa cinta kasih antara sesama khususnya antara saudara, kerabat dan handai taulan, tetangga dan seterusnya.
b)       Persaudaraan (ukhuwah) Persaudaraan (ukhuwah) yaitu semangat persaudaraan lebih-lebih antara sesama kaum beriman (biasa disebut  ukhuwah Islamiyyah)
c)       Persamaan (al-Musawah) Persamaan  (al-Musawah)  yaitu pandangan bahwa semua manusia tanpa memandang jenis kelamin kebangsaan atau kesukuannya dan lain-lain adalah sama dalam harkat dan martabat 
d)       ‘Adil (dari perkataan Arab “adl”) ‘Adil (dari perkataan Arab “adl”) yaitu wawasan yang seimbang atau  “balanced” dalam memandang, menilai atau menyikapi sesuatu atau seseorang, dan seterusnya. Jadi tidak secara apriori menunjukkan sikap positif atau negatif. Sikap kepada sesuatu atau seseorang tersebut secara jujur dan seimbang, dengan penuh I’tikad baik dan bebas dan dari prasangka.
e)       Baik Sangka (Husnuzhzhan) Baik Sangka  (Husnuzhzhan)  yaitu sikap penuh baik sangka kepada sesama manusia, berdasarkan ajaran agama bahwa manusia itu pada asal dan hakekat aslinya baik, karena diciptakan Allah dan dilahirkan atas fitrah atau kejadian asal yang suci sehingga manusia itupun pada hakekat aslinya adalah makhluk yang berkecenderungan kepada kebenaran dan kebaikan (hanif).
f)        Rendah hati (tawadhu’) Rendah hati (tawadhu’) yaiitu sikap tumbuh karena keinsafan bahwa segala kemuliaan hanya milik Allah, maka tidak sepentasnya manusia “mengklaim” kemuliaan itu kecuali dengan pikiran yang baik dan perbuatan yang baik, yang itupun hanya Allah yang menilainya.
g)       Tepat janji (al-wafa) Salah satu sifat orang-orang yang benar-benar beriman ialah selalu menepati janji bila membuat perjanjian. Dalam masyarakat dengan pola hubungan yang lebih kompleks dan luas, sikap tepat janji, lebih-lebih lagi merupakan unsur budi luhur yang amat diperlukan dan terpuji. 
h)       Lapang dada (insyirah) Lapang dada  (insyirah)  yaitu sikap yang penuh kesediaan menghargai orang lain dengan pendapat-pendapat dan pandangan-pandangannya, seperti dituturkan dalam al-Qur’an mengenai sikap nabi sendiri disertai pujian kepada beliau. Sikap terbuka dan toleran serta kesediaan bermusyawarah secara demokratis terkait erat sekali dengan budi luhur, lapang dada ini.
i)         Dapat dipercaya (al-amanah, “amanah”) Salah satu konsekuensi iman ialah amanat atau atau lawan dari sifat khianat (khiyanah) yang amat tercela keteguhan masyarakat memerlukan orang para anggotanya yang terdiri dari pribadi-pribadi yang penuh amanah dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar.
j)         Perwira (‘iffah atau ta’affuf) Perwira  (‘iffah  atau ta’affuf) yaitu sikap penuh harga diri namun tidak sembong (jadi tetap rendah hati) dan tidak mudah menunjukkan sikap memelas atau iba.
k)       Hemat (Qawamiyyah) Hemat (Qawamiyyah)  yaitu sikap tidak boros  (israf) dan tidak kikir (qatr) dalam menggunakan harta, melainkan sedang atau qawam antara keduanya. 
l)         Dermawan (al Munfiqun, menjalankan infaq) Dermawan  (al Munfiqun,  menjalankan infaq)  yaitu sikap kaum beriman yang memiliki kesadaran yang besar untuk menolong sesama manusia, terutama mereka yang kurang beruntung (para fakir miskin yang terbelenggu oleh perbudakan dan kesulitan hidup lainnya (raqabah).

Demikianlah ciri-ciri atau sifat-sifat yang harus dimiliki oleh anak saleh, yang harus dibentuk dan dikembangkan pada diri anak melalui pendidikan agama Islam, agar terbentuk menjadi anak saleh.



= Baca Juga =



Post a Comment

Previous Post Next Post


































Free site counter


































Free site counter