Puisi Ibu Kota Senja Toto Sudarto Bachtiar

Puisi Ibu Kota Senja Toto Sudarto Bachtiar


IBU KOTA SENJA
Oleh: Toto Sudarto Bachtiar

Penghidupan sehari -hari, kehidupan sehari -hari 
Antara kuli- kuli berdaki dan perempuan telanjang mandi 
Di sungai kesayangan , o, kota kekasih 
Klakson oto dan lonceng trem saing- menyaingi
Udara menekan berat di atas jalan panjang berkelokan

Gedung- gedung dan kepala mengabur dalam senja 
Mengarungi dan layung-layung membara di langit barat daya 
0, kota kekasih
Tekankan aku pada pusat hatimu  
Di tengah -tengah kesibukanmu dan penderitaanmu

Aku seperti mimpi, bulan putih di lautan awan belia 
Sumber-sumber yang murni terpendam
Senantiasa diselaputi bumi keabuan
Dan tangan serta kata menahan napas lepas bebas 
Menunggu waktu mengangkut maut

Aku tiada tahu apa-apa, di luar yang sederhana 
Nyanyian -nyanyian kesenduan yang bercanda kesedihan
Menunggu waktu keteduhan terlanggar di pintu dinihari
Serta keabadian mimpi- mimpi manusia

Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
Dalam penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari 
Antara kuli- kuli yang kembali
Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
Serta anak-anak berenangan tertawa tak berdosa 
Di bawah bayangan samar istana kejang
Layung-layung senja melambung hilang 
Dalam hitam malam menjulur tergesa 

Sumber-sumber murni menetap terpendam 
Senantiasa diselaputi bumi keabuan
Serta senjata dan tangan menahan napas lepas bebas 
0, kota kekasih setelah senja

Kota kediamanku, kota kerinduanku



= Baca Juga =



Post a Comment

Previous Post Next Post


































Free site counter


































Free site counter