KARAKTERISTIK TUJUAN DAN RUANG LINGKUP MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) DALAM KURIKULUM 2013

KARAKTERISTIK TUJUAN DAN RUANG LINGKUP  MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) DALAM KURIKULUM 2013


A.  Rasional  Mata Pelajaran PPKN Dalam Kurikulum 2013
Mata pelajaran  Pendidikan  Pancasila  dan  Kewarganegaraan dalam Kurikulum 2013 merupakan mata  pelajaran  penyempurnaan  dari  mata  pelajaran  Pendidikan Kewarganegaraan  (PKn)  yang  semula  dikenal  dalam  Kurikulum  2006.
Penyempurnaan tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan: (1) Pancasila sebagai  dasar  negara  dan  pandangan  hidup  bangsa  diperankan  dan dimaknai  sebagai  entitas  inti  yang  menjadi  sumber  rujukan  dan  kriteria keberhasilan  pencapaian  tingkat  kompetensi  dan  pengorganisasian  dari keseluruhan  ruang  lingkup  mata  pelajaran  Pendidikan Pancasila  dan Kewarganegaraan;  (2)  substansi  dan  jiwa  Undang-Undang  Dasar  Negara Republik Indonesia Tahun1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan  komitmen  Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia  ditempatkan  sebagai bagian  integral  dari  Pendidikan  Pancasila  dan  Kewarganegaraan,  yang menjadi  wahana  psikologis-pedagogis  pembangunan  warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila. 


Perubahan  tersebut  didasarkan  pada  sejumlah  masukan  penyempurnaan pembelajaran  PKn  menjadi  PPKn  yang  mengemuka  dalam  lima  tahun terakhir,  antara  lain:  (1)  secara  substansial,  PKn  terkesan  lebih  dominan bermuatan  ketatanegaraan  sehingga  muatan  nilai  dan  moral  Pancasila kurang  mendapat  aksentuasi  yang  proporsional;  (2)  secara  metodologis, ada  kecenderungan  pembelajaran  yang  mengutamakan  pengembangan ranah  sikap  (afektif),  ranah  pengetahuan  (kognitif),  pengembangan  ranah keterampilan (psikomotorik) belum dikembangkan secara optimal dan utuh (koheren).

Selain itu, melalui penyempurnaan PKn menjadi PPKn tersebut terkandung gagasan  dan harapan  untuk  menjadikan  PPKn  sebagai  salah  satu  mata pelajaran yang mampu memberikan kontribusi dalam solusi atas berbagai krisis  yang  melanda  Indonesia,  terutama  krisis  multidimensional.  PPKn sebagai  mata  pelajaran  yang  memiliki  misi  mengembangkan  keadaban Pancasila,  diharapkan  mampu  membudayakan  dan  memberdayakan peserta didik agar menjadi warganegara yang cerdas dan baik serta menjadi pemimpin  bangsa  dan  negara  Indonesia  di  masa  depan  yang  amanah, jujur, cerdas, dan bertanggungjawab.

Bertolak  dari  berbagai  kajian  secara  filosofis,  sosiologis,  yuridis,  dan paedagogis,  mata  pelajaran  PPKn  dalam  Kurikulum  2013,  secara  utuh memiliki karakteristik sebagai berikut.
1) Nama  mata  pelajaran  yang  semula  Pendidikan  Kewarganegaraan  (PKn) telah  diubah  menjadi  Pendidikan  Pancasila  dan  Kewarganegaraan (PPKn);
2) Mata  pelajaran  PPKn  berfungsi  sebagai  mata  pelajaran  yang  memiliki misi pengokohan kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter; 
3) Kompetensi  Dasar  (KD)  PPKn  dalam  bingkai  kompetensi  inti  (KI)  yang secara  psikologis-pedagogis  menjadi  pengintergrasi  kompetensi  peserta didik  secara  utuh  dan  koheren  dengan  penanaman,  pengembangan, dan/atau  penguatan  nilai  dan  moral  Pancasila;  nilai  dan  norma  UUD Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945;  nilai  dan  semangat  Bhinneka Tunggal  Ika;  serta  wawasan  dan  komitmen  Negara  Kesatuan  Republik Indonesia.
4) Pendekatan pembelajaran  berbasis  proses  keilmuan  (scientific  approach) yang  dipersyaratkan  dalam  kurilukum  2013  memusatkan  perhatianpada proses pembangunan pengetahuan (KI-3, keterampilan (KI–4), sikap spiritual  (KI-1)  dan  sikap  sosial  (KI-2) melalui transformasi  pengalaman empirik  dan  pemaknaan  konseptual.  Pendekatan  tesebut  memiliki langkah generik sebagai berikut: 
a.  Mengamati (observing), 
b.  Menanya (questioning),
c.  Mengumpulkan Informasi (exploring),
d.  Menalar/mengasosiasi (associating)
e.  Mengomunikasikan (communicating)
Pada  setiap  langkah  dapat  diterapkan  model  pembelajaran  yang  lebih spesifik, misalnya: 
  untuk  mengamati  antara  lain  dapat  menggunakan  model  menyimak dengan penuh perhatian;  
  untuk  menanya  antara  lain  dapat  menggunakan  model  bertanya dialektis/mendalam;
  untuk  mengumpulkan  informasi  antara  lain  dapat  menggunakan kajian dokumen historis;
  untuk  menalar/mengasosiasi antara  lain  dapat  menggunakan  model diskusi peristiwa publik;
  untuk  mengomunikasikan  antara  lain  dapat  menggunakan  model presentasi gagasan di depan publik (public hearing).
Dalam  konteks  lain,  misalnya  model  yang  diterapkan  berupa  model project seperti Proyek Belajar Kewarganegaraan yang menuntut aktivitas yang  kompleks  waktu  dan  panjang  dan  kompetensi  yang  lebih  luas kelima  langkah  generik  diatas  dapat  diterapkan  secara  adaptif  pada model tersebut. 
5) Model  pembelajaran  dikembangkan  sesuai  dengan  karakteristik  PPKn secara  holistik/utuh  dalam  rangka  peningkatan  kualitas  belajar  dan pembelajaran  yang  berorientasi  pada  pengembangan  karakter  peserta didik  sebagai  warganegara  yang  cerdas  dan  baik  secara  utuh  dalam proses  pembelajaran  otentik  (authentic  instructional  and  authentic learning)  dalam  bingkai  integrasi  Kompetensi  Inti  sikap,  pengetahuan, dan keterampilan. Serta model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik  bersikap  dan  berpikir  ilmiah  (scientific)  yaitu  pembelajaran  yang mendorong  dan  menginspirasi  peserta  didik  berpikir  secara  kritis, analistis,  dan  tepat  dalam  mengidentifikasi,  memahami,  memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 
6) Model  Penilaian  proses  pembelajaran  dan  hasil    belajar    PPKn menggunakan penilaian  otentik (authentic  assesment). Penilaian  otentik mampu  menggambarkan  peningkatan  hasil  belajar  peserta  didik,  baik dalam  rangka  mengobservasi,  menalar,  mencoba,  membangun  jejaring, dan  lain-lain.  Penilaian  otentik  cenderung  fokus  pada  tugas-tugas kompleks  atau  kontekstual,  memungkinkan  peserta  didik  untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih otentik. 

B. Tujuan Mata Pelajaran PPKN Dalam Kurikulum 2013
Sesuai  dengan  PP  Nomor  32  Tahun  2013  penjelasan  pasal  77  J  ayat  (1) huruf  ditegaskan  bahwan  Pendidikan  kewarganegaraan  dimaksudkan untuk  membentuk  Peserta  Didik  menjadi  manusia  yang  memiliki  rasa kebangsaan  dan  cinta  tanah  air  dalam  konteks  nilai  dan  moral Pancasila, kesadaran  berkonstitusi  Undang  –  Undang  Dasar  Negara  Republik Indonesia 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Secara  umum  tujuan  mata  pelajaran  Pendidikan  Pancasila  dan Kewarganegaraan PPKN dalam Kurikulum 2013 pada  jenjang  pendidikan  dasar  dan  menengah  adalah mengembangkan  potensi  peserta  didik  dalam  seluruh  dimensi kewarganegaraan,  yakni:  (1)  sikap  kewarganegaraan  termasuk  keteguhan, komitmen  dan  tanggung  jawab  kewarganegaraan  (civic  confidence,  civic committment, and civic responsibility); (2) pengetahuan kewarganegaraan; (3) keterampilan  kewarganegaraan  termasuk  kecakapan  dan  partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).
Secara khusus Tujuan PPKn dalam Kurikulum 2013 yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut sehingga peserta didik mampu:
1)  menampilkan  karakter  yang  mencerminkan  penghayatan,  pemahaman, dan pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial;
2)  memiliki  komitmen  konstitusional  yang  ditopang  oleh  sikap  positif  dan pemahaman  utuh  tentang  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik Indonesia Tahun 1945; 
3)  berpikir  secara  kritis,  rasional,  dan  kreatif  serta  memiliki  semangat kebangsaan  serta  cinta  tanah  air  yang  dijiwai  oleh  nilai-nilai  Pancasila, Undang  Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945, semangat  Bhinneka  Tunggal  Ika,  dan  komitmen  Negara  Kesatuan Republik Indonesia, dan
4)  berpartisipasi  secara  aktif,  cerdas,  dan  bertanggung  jawab  sebagai anggota  masyarakat,  tunas  bangsa,  dan  warga  negara  sesuai  dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup bersama dalam berbagai tatanan sosial Budayaal.

C. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PPKN Dalam Kurikulum 2013
Dengan  perubahan  mata  pelajaran  Pendidikan  Kewarganegaraan  (PKn) menjadi  Pendidikan  Pancasila  dan  Kewarganegaraan  (PPKn),  maka  ruang lingkup PPKn Dalam Kurikulum 2013 meliputi:
1) Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa 
2) UUD  1945  sebagai  hukum  dasar  tertulis  yang  menjadi  landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
3) Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia,  sebagai  kesepakatan  final  bentuk Negara Republik Indonesia
4) Bhinneka  Tunggal  Ika,  sebagai wujud  filosofi  kesatuan  yang  melandasi dan  mewarnai  keberagaman  kehidupan  bermasyarakat,  berbangsa,  dan bernegara 

Dengan  demikian  PPKn  dalam Kurikulum 2013 lebih  memiliki  kedudukan  dan  fungsi  sebagai berikut:
1)  PPKn  merupakan  pendidikan  nilai,  moral/karakter,  dan kewarganegaraan  khas  Indonesia  yang  tidak  sama  sebangun  dengan civic education di USA, citizenship education di UK, talimatul muwatanah di negara-negara Timur Tengah, education civicas di Amerika Latin.

2)  PPKn  sebagai  wahana  pendidikan  nilai,  moral/karakter  Pancasila  dan pengembangan  kapasitas  psikososial  kewarganegaraan  Indonesia sangat  koheren  (runut  dan  terpadu)  dengan  komitmen  pengembangan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan perwujudan warga negara  yang  demokratis  dan  bertanggung  jawab  sebagaimana termaktub dalam Pasal 3 UU No.20 Tahun 2003. 



Previous Post Next Post


































Free site counter


































Free site counter